Lirik
Lagu Manusia Setengah Dewa
“Wahai presiden kami yang baru
Kamu harus dengar suara ini
Suara yang keluar dari dalam goa
Goa yang penuh lumut kebosanan”
“Walau hidup adalah permainan
Walau hidup adalah hiburan
Tetapi kami tak mau dipermainkan
Dan kami juga bukan hiburan”
“Turunkan harga secepatnya
Berikan kami pekerjaan
Pasti ku angkat engkau menjadi manusia
setengah dewa”
“Masalah moral masalah akhlak
Biar kami cari sendiri
Urus saja moralmu urus saja akhlakmu
Peraturan yang sehat yang kami mau”
“Tegakkan hokum setegak-tegaknya
Adil dan tegas tak pandang bulu
Pasti ku angkat engkau menjadi manusia
setengah dewa”
Makna
Lirik Lagu Manusia Setengah Dewa
“Wahai presiden kami yang baru, Kamu harus
dengar suara ini”
“Suara yang keluar dari dalam goa, Goa yang
penuh lumut kebosanan”
Makna Denotasi:
Bisa diartikan bahwa penyair menujukan lirik lagu
ini kepada presiden yang baru. Kata presiden bermakna kepala negara (bagi
negara yang berbentuk republik). Sedangkan kata “baru” bermakna belum
pernah dilihat sebelumnya, dan belum pernah didengar sebelumnya. Namun, kata
“baru” disini sebagai keterangan sifat dari kata “presiden“ berarti bahwa lagu
ini secara khusus ditujukan kepada presiden yang baru saja akan dilantik pada
saat lagu ini dirillis dalam album yang berjudul “Manusia Setengah Dewa”.
Sedangkan kata “suara” bermakna bunyi yang dikeluarkan dari mulut manusia
(seperti pada waktu bercakap–cakap, menyanyi, tertawa dan menangis).
Kata “goa” bermakna
gorong-gorong, liang, lubang, terowongan. Penulis tidak bisa bayangkan
bagaimana bisa Iwan Fals memilih kata gua sebagai sumber dari suara-suara yang
ingin presiden dengarkan. Kata “lumut” bermakna tumbuhan hijau atau kuning
kecil-kecil yang tumbuh banyak dan berkelompok membentuk bantalan (hamparan)
menyerupai beledu pada batu, kayu, tanah, atau tembok yang lembap
bryophyta; kulat. Sedangkan kata “kebosanan” bermakna hal bosan;
kejemuan.
Makna
Konotasi:
Kalimat “presiden yang baru” pada
lirik di atas sebenarnya belum secara pasti dan tegas ditujukan kepada orang
yang jelas. Karena lagu “Manusia Setengah Dewa” ini sudah terlebih dahulu
dirilis menjelang Pemilihan Umum (PEMILU) presiden dan wakil presiden pada 5
Juli 2004. Penulis menyatakan secara jelas bahwa lagu ini ditujukan kepada
semua calon presiden yang nantinya akan terpilih dan menjabat Presiden. Dalam
kenyataannya presiden yang akhirnya terpilih pada PEMILU 5 Juli 2004 adalah
Susilo Bambang Yudhoyono yang pada saat itu berpasangan dengan Yusuf Kalla.
Pengibaratan “suara yang keluar dari goa” suara tersebut bisa terdengar
namun hanya sebatas sayup-sayup yang tidak terdengar jelas dan sulit untuk
dipahami. Sehingga goa tersebut pun berubah menjadi goa yang dipenuhi lumut
karena tidak juga didengar suaranya yang akhirnya membosankan dan ditinggalkan.
“Walau hidup adalah permainan, Walau hidup
adalah hiburan”
“Tetapi kami tak mau dipermainkan, Dan kami
juga bukan hiburan”
Makna Denotasi:
Kata
“main” dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti melakukan perbuatan untuk bersenang-senang. Jadi,
permainan adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain; barang atau sesuatu yang
yang dipermainkan. Dalam hal ini permainan itu, Iwan Fals mengibaratkan hiduplah
yang menjadi permainan. Hiburan adalah sesuatu atau perbuatan yang dapat
menghibur hati (melupakan kesedihan, dan sebagainya).
Makna
Konotasi:
Didalam lirik walaupun Iwan Fals
mengibaratkan hidup sebagai permainan dan sebagai hiburan. Namun, ia tetap
tidak ingin kehidupan rakyat Indonesia dipermainkan dan dijadikan hiburan bagi
presdien, khususnya. “Walau hidup adalah permainan” merujuk pada bahwa Iwan
Fals mengibaratkan hidup di dunia adalah permainan. Seperti yang telah penulis
katakan di atas bahwa penulis merasa makna lirik ini bersifat sarkasme (Dalam
KBBI sarkasme bermakna (penggunaan) kata-kata pedas untuk menyakiti
hati orang lain, cemoohan atau ejekan kasar).
“Turunkan
harga secepatnya, Berikan kami pekerjaan”
“Pasti
ku angkat engkau menjadi manusia setengah dewa”
Makna
Denotasi:
Kata “turunkan” disini merujuk pada
kata “harga” yang mengartikan bahwa harga yang dimaksudkan pada lirik
tersebut adalah mahal. Oleh sebab itu, Iwan Fals menginginkan harga untuk
diturunkan secepatnya. Pekerjaan adalah barang apa yang dijadikan pokok
penghidupan; sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Dewa adalah orang
yang diangan-angankan sebagai manusia halus yang berkuasa atas alam dan
manusia; orang atau sesuatu yang dipuja-puja.
Makna
Konotasi:
Kategori kata mahal memang
berbeda-beda pada setiap orang. Namun, kata mahal bisa digeneralisasikan
apabila dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan bagi sebagian besar
rakyat Indonesia sudah sulit untuk dipenuhi, maka dapat dikatakan “harga
mahal”. Dan kata “secepatnya” menunjukkan betapa penurunan harga tersebut
sangat diharapkan dan dibutuhkan oleh rakyat. “Berikan kami pekerjaan” merujuk
bahwa pada saat itu pekerjaan menjadi hal yang sulit untuk didapatkan. Lagu ini
dirilis sebelum PEMILU Presiden dan Wakil Presdien tahun 2004. Dengan kata
lain, apabila presiden yang baru ini berhasil menuruti permintaan rakyat, maka
rakyat akan mengangkatnya menjadi manusia setengah dewa.
“Masalah
moral masalah akhlak, Biar kami cari sendiri”
“Urus
saja moralmu urus saja akhlakmu”
Makna
Denotasi:
Kata “moral” bermakna ajaran tentang
baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, dan kewajiban.
Sedangkan kata “akhlak” bermakna budi pekerti, kelakuan. Di dalam kamus
Tesaurus Bahasa Indonesia kata “moral” dan “akhlak” memiliki makna yang sama.
Makna
Konotasi:
Lirik ini meletakkan jelas bahwa
tugas presiden tidak termasuk megurusi masalah akhlak dan moral rakyat. Apabila
moral presiden itu sendiri sudah bagus maka moral rakyat pun akan bagus. Telah
dijelaskan juga di atas bahwa lirik ini menggambarkan kebebasan pada
masing-masing pribadi, baik itu rakyat ataupun presiden dalam mengurus
hal akhlak dan moral.
“Peraturan
yang sehat yang kami mau, Tegakkan hokum setegak-tegaknya”
“Adil
dan tegas tak pandang bulu, pasti ku angkat engkau menjadi manusia setengah
dewa”
Makna
Denotasi:
Kata “peraturan” bemakna
tatatan (petunjuk, kaidah, ketentuan) yang dibuat untuk mengatur. Sedangkan
kata “sehat” yang diartikan sebagai keterangan untuk peraturan merujuk pada
keadaan yang berjalan dengan baik atau sebagaimana mestinya, seperti keuangan,
ekonomi, politik, dsb. Tegak bermakna lurus kearah atas. Sedangkan hukum dalam
bermakna peraturan atau adat yang secara resmi dianggap mengikat, yang
dikukuhkan oleh penguasa, pemerintah atau otoritas. Adil bermakna
tidak berat sebelah, tidak memihak. Sedangkan tegas bermakna jelas dan
terang benar, nyata.
Makna
Konotasi:
Hukum di Indonesia harus ditegakkan
dan harus dijalankan secara adil. Itulah kunci agar kemakmuran rakyat Indonesia
tercapai. Lirik “tak pandang bulu” berarti hukum dilaksanakan dan dijalankan
tanpa melihat siapa dan latar belakang seseorang saat proses penegakan hukum.
Di dalam kehidupan politik Indonesia, Presiden Indonesia Susilo Bambang
Yudhoyono sempat diuji rasa keadilan, ketegasan dan tidak pandang bulunya dalam
kasus korupsi yang dilakukan oleh besannya sendiri, yaitu Aulia Pohan.
Manusia setengah dewa merupakan
makhluk khayalan di dalam mitos yang memiliki kehebatan dan kekuatan di dalam
dirinya yang dapat digunakan untuk menolong orang disekelilingnya. Hal ini lah
yang dimaksud oleh Iwan Fals dengan ide “manusia setengah dewa”. Apabila
presiden dapat memenuhi semua permintaan rakyat pada lirik lagu manusia
setengah dewa ini pasti presiden tersebut memiliki kekuatan seperti makhluk
khayalan pada cerita mitos.
Kesimpulan
Lirik lagu “Manusia Setengah Dewa”
mengandung makna yang merepresentasikan kehidupan politik di Indonesia,
khususnya Presiden. Lagu ini merupakan lagu yang dirilis menjelang
Pemilihan Umum, yang dirilis menjelang Pemilihan Umum Presiden tahun 2004.
Lirik lagu “Manusia Setengah Dewa” secara langsung ditujukan kepada presiden
yang akan terpilih pada Pemilihan Umum Presiden tahun 2004, dalam hal ini yaitu
Susilo Bambang Yudhoyono. Namun, lirik lagu tersebut masih bisa digunakan
dalam merepresentasikan kehidupan presiden dan wakil rakyat (anggota DPR) pada
saat sekarang. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan politik di Indonesia,
khususnya perilaku presiden dan wakil rakyat tidak banyak berubah, karena
hal-hal yang dikritik pada tahun 1987 dan 2004 masih bisa digunakan pada masa
sekarang.
saya bagian dari anggota iwan fals gan :D
BalasHapushidupmulia